ROMA 8:17-29
KOLOSE 1:3-4
“…imanmu di dalam Kristus.”
Banyak orang yang hanya berdoa kepada Allah setelah mereka menghadapi bahaya besar, sakit parah, atau bencana mendadak dalam kehidupan mereka. Setelah dikecewakan oleh diri sendiri dan orang lain, upaya terakhir mereka adalah berseru kepada “allah” mana saja yang bisa menolong mereka yang sedang putus asa dan tidak berdaya. Sayangnya, banyak orang yang tidak peduli akan keselamatan jiwa mereka. Firman Tuhan menegaskan bahwa tidak ada keselamatan di luar Juruselamat Yesus Kristus (Kis. 4:12).
Sebagian orang Kristen yang lemah dan terlalu malas untuk berdoa, mengatakan bahwa Allah yang mahatahu tentu mengetahui kebutuhan mereka, dan karena itu sudah cukup kalau mereka percaya kepada Tuhan dan hanya berdoa kepada Tuhan jika mereka memiliki masalah besar saja. Apakah mereka benar? Hanya Allah yang benar. Mereka salah. Kita berdoa itu bukan hanya untuk memohon keperluan kita kepada Tuhan. Doa adalah suatu sarana untuk membuat kita tetap berhubungan dengan Allah, yang merupakan hidup dan kekuatan kita. Doa adalah nafas rohani kita. Tak seorang pun yang bisa hidup kalau tidak bernafas. Selain berdoa di pagi hari, sebelum makan, dan malam sebelum tidur, kita juga diperintahkan untuk selalu ada dalam sikap berdoa di dalam hati di mana pun kita berada. “Tetaplah (terus-menerus) berdoa” (1Tes. 5:17) berarti memiliki hati yang senantiasa berdoa. Apakah kita memiliki hati yang senantiasa berdoa? Jika kita lemah atau terlalu malas untuk berdoa, itu berarti bahwa kita belum dipenuhi Roh Kudus.
Kita hanya bisa menghasilkan buah Roh Kudus jika kita terus-menerus bersandar, bergantung, dan tunduk kepada Tuhan dan Firman-Nya dari waktu ke waktu, seperti suatu ranting yang melekat pada pokok anggur. Roh Kudus adalah “roh pengasihan dan roh permohonan” (Za. 12:10), dan dia bisa menolong kita dan menjaga hati kita selaras dengan Tuhan. “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan” (Rm. 8:26). Roh Kudus bisa terus-menerus mempertahankan persekutuan kita dengan Tuhan tanpa henti, dan dengan hati yang senantiasa berdoa.
KOLOSE 1:3-4
“…imanmu di dalam Kristus.”
Banyak orang yang hanya berdoa kepada Allah setelah mereka menghadapi bahaya besar, sakit parah, atau bencana mendadak dalam kehidupan mereka. Setelah dikecewakan oleh diri sendiri dan orang lain, upaya terakhir mereka adalah berseru kepada “allah” mana saja yang bisa menolong mereka yang sedang putus asa dan tidak berdaya. Sayangnya, banyak orang yang tidak peduli akan keselamatan jiwa mereka. Firman Tuhan menegaskan bahwa tidak ada keselamatan di luar Juruselamat Yesus Kristus (Kis. 4:12).
Sebagian orang Kristen yang lemah dan terlalu malas untuk berdoa, mengatakan bahwa Allah yang mahatahu tentu mengetahui kebutuhan mereka, dan karena itu sudah cukup kalau mereka percaya kepada Tuhan dan hanya berdoa kepada Tuhan jika mereka memiliki masalah besar saja. Apakah mereka benar? Hanya Allah yang benar. Mereka salah. Kita berdoa itu bukan hanya untuk memohon keperluan kita kepada Tuhan. Doa adalah suatu sarana untuk membuat kita tetap berhubungan dengan Allah, yang merupakan hidup dan kekuatan kita. Doa adalah nafas rohani kita. Tak seorang pun yang bisa hidup kalau tidak bernafas. Selain berdoa di pagi hari, sebelum makan, dan malam sebelum tidur, kita juga diperintahkan untuk selalu ada dalam sikap berdoa di dalam hati di mana pun kita berada. “Tetaplah (terus-menerus) berdoa” (1Tes. 5:17) berarti memiliki hati yang senantiasa berdoa. Apakah kita memiliki hati yang senantiasa berdoa? Jika kita lemah atau terlalu malas untuk berdoa, itu berarti bahwa kita belum dipenuhi Roh Kudus.
Kita hanya bisa menghasilkan buah Roh Kudus jika kita terus-menerus bersandar, bergantung, dan tunduk kepada Tuhan dan Firman-Nya dari waktu ke waktu, seperti suatu ranting yang melekat pada pokok anggur. Roh Kudus adalah “roh pengasihan dan roh permohonan” (Za. 12:10), dan dia bisa menolong kita dan menjaga hati kita selaras dengan Tuhan. “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan” (Rm. 8:26). Roh Kudus bisa terus-menerus mempertahankan persekutuan kita dengan Tuhan tanpa henti, dan dengan hati yang senantiasa berdoa.