FILIPI 4:10-23
1 TIMOTIUS 6:6
“Ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.”
Banyak orang di dunia ini yang tidak puas dengan apa yang mereka miliki. Mereka menginginkan lebih banyak uang, harta milik, kekayaan, kehidupan yang lebih modern dan mewah, lebih banyak kesenangan dan hiburan, dan lain-lain, sehingga mereka bisa menikmati hidup mereka! Mereka menipu diri mereka sendiri dengan berpikir bahwa kekayaan materi akan memberikan mereka kebahagiaan, hidup yang berarti dan memuaskan. Iblis tahu umpan apa yang cocok untuk berbagai jenis orang. Jika dia tidak dapat mengancam atau menghalangi mereka lewat penganiayaan atau pencobaan, dia akan memakai hal-hal dari dunia ini, “kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan” (Mat. 13:22), dan “keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup” (1Yoh. 2:16), hal-hal ini menyumbat Firman Tuhan dan kehidupan rohani mereka agar menarik banyak orang menjauh dari Allah dan Firman-Nya. Mereka menghabiskan terlalu banyak waktu dan energi untuk mengejar apa yang mereka cintai sehingga mereka tidak punya waktu bagi Tuhan, untuk bersaat teduh, menyelidiki Alkitab, atau untuk beribadah! Sungguh mengecewakan, akhirnya, mereka menyadari bahwa tidak ada sesuatu atau seseorang di dunia ini yang bisa membuat hati mereka bahagia atau puas untuk jangka panjang.
Akan tetapi “ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar” (1Tim 6:6). “Rasa cukup” dalam bahasa Yunani adalah autarkeia, Kata ini muncul dua kali. Alkitab King James menerjemahkannya sebagai “rasa cukup” satu kali, dan “rasa puas” satu kali. “Merasa cukup disebut juga rasa puas, akan kebutuhan hidup (2Kor. 9:8; 1Tim. 6:6)” (Dr. Zodhiates). Jika kita memiliki hati yang merasa cukup, kita akan puas dengan apa yang Allah telah berikan kepada kita dan kita akan memiliki hati yang bersyukur dan tidak akan bersungut-sungut atau mengeluh. “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” (1Tim. 6:8). Rasul Paulus yang dipenuhi dengan Roh Kudus, menulis, “Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Flp. 4:11-13). Apakah kita belajar untuk selalu merasa cukup?
1 TIMOTIUS 6:6
“Ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.”
Banyak orang di dunia ini yang tidak puas dengan apa yang mereka miliki. Mereka menginginkan lebih banyak uang, harta milik, kekayaan, kehidupan yang lebih modern dan mewah, lebih banyak kesenangan dan hiburan, dan lain-lain, sehingga mereka bisa menikmati hidup mereka! Mereka menipu diri mereka sendiri dengan berpikir bahwa kekayaan materi akan memberikan mereka kebahagiaan, hidup yang berarti dan memuaskan. Iblis tahu umpan apa yang cocok untuk berbagai jenis orang. Jika dia tidak dapat mengancam atau menghalangi mereka lewat penganiayaan atau pencobaan, dia akan memakai hal-hal dari dunia ini, “kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan” (Mat. 13:22), dan “keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup” (1Yoh. 2:16), hal-hal ini menyumbat Firman Tuhan dan kehidupan rohani mereka agar menarik banyak orang menjauh dari Allah dan Firman-Nya. Mereka menghabiskan terlalu banyak waktu dan energi untuk mengejar apa yang mereka cintai sehingga mereka tidak punya waktu bagi Tuhan, untuk bersaat teduh, menyelidiki Alkitab, atau untuk beribadah! Sungguh mengecewakan, akhirnya, mereka menyadari bahwa tidak ada sesuatu atau seseorang di dunia ini yang bisa membuat hati mereka bahagia atau puas untuk jangka panjang.
Akan tetapi “ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar” (1Tim 6:6). “Rasa cukup” dalam bahasa Yunani adalah autarkeia, Kata ini muncul dua kali. Alkitab King James menerjemahkannya sebagai “rasa cukup” satu kali, dan “rasa puas” satu kali. “Merasa cukup disebut juga rasa puas, akan kebutuhan hidup (2Kor. 9:8; 1Tim. 6:6)” (Dr. Zodhiates). Jika kita memiliki hati yang merasa cukup, kita akan puas dengan apa yang Allah telah berikan kepada kita dan kita akan memiliki hati yang bersyukur dan tidak akan bersungut-sungut atau mengeluh. “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” (1Tim. 6:8). Rasul Paulus yang dipenuhi dengan Roh Kudus, menulis, “Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Flp. 4:11-13). Apakah kita belajar untuk selalu merasa cukup?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar