MAZMUR 57
1 KORINTUS 15:58
“…berdirilah teguh, jangan goyah…”
Bagaimanakah hati kita jika menerima kabar buruk? “Orang yang kamu kasihi meninggal!” “Rumahmu hancur total!“ “Orang jalan merencanakan untuk menghancurkan reputasimu dan ingin menghabisi nyawamu.“ “Kamu dipecat!” “Kamu sakit kanker!” Sungguh merupakan berkat yang besar jika kita bisa memiliki hati yang teguh ketika kita hidup di dunia yang terkutuk, bermasalah, dan jahat ini, belum lagi serangan dan godaan dari Iblis, si jahat, musuh kita, yang tidak akan membiarkan kita ketika kita bertekad untuk mengikut Yesus dan Firman-Nya hingga ke titik dan iota. Daud memiliki hati yang teguh. Dia percaya kepada Tuhan dan berseru kepada-Nya agar dilepaskan dari masalah dan kesusahan, “Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur” (Mzm. 57:7, 108:1).
Istilah bahasa Ibrani untuk “siap” adalah kûn, yang artinya “mapan, stabil, aman, abadi, teguh, tabah, pasti”. Istilah Yunani untuk teguh adalah bebaioo, dari kata bebaios yang berarti kokoh, teguh dan hedraios yang berarti menetap, teguh, kokoh). Oleh karena itu hati yang teguh adalah hati yang kokok dan setia kepada Tuhan dan Firman-Nya tanpa kompromi, tidak goyah, tidak bergeming oleh doktrin sesat, kesulitan, pencobaan, godaan, penganiayaan, atau bahaya. Melihat kepada hidup Ayub, kita melihat bahwa hatinya telah berdiri teguh dan tetap percaya kepada Tuhan hingga kematian walaupun dia kehilangan semua anak-anaknya, kekayaan, dan kesehatannya. Ayub berkata, “Sekalipun Allah akan mencabut nyawaku, aku akan tetap mempercayakan diriku kepada-Nya” (Ayb. 13:15). Bagaimana dengan Rasul Paulus? Setelah pertobatannya, Paulus melayani Tuhan dengan setia hingga mati, tanpa peduli akan semua kesulitan, perlawanan, dan penganiayaan. Paulus berkata, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman” (2Tim. 4:7). Dan Tuhan memakai Paulus untuk mendorong kita, “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” (1Kor. 15:58). Bagaimana dengan kita?
1 KORINTUS 15:58
“…berdirilah teguh, jangan goyah…”
Bagaimanakah hati kita jika menerima kabar buruk? “Orang yang kamu kasihi meninggal!” “Rumahmu hancur total!“ “Orang jalan merencanakan untuk menghancurkan reputasimu dan ingin menghabisi nyawamu.“ “Kamu dipecat!” “Kamu sakit kanker!” Sungguh merupakan berkat yang besar jika kita bisa memiliki hati yang teguh ketika kita hidup di dunia yang terkutuk, bermasalah, dan jahat ini, belum lagi serangan dan godaan dari Iblis, si jahat, musuh kita, yang tidak akan membiarkan kita ketika kita bertekad untuk mengikut Yesus dan Firman-Nya hingga ke titik dan iota. Daud memiliki hati yang teguh. Dia percaya kepada Tuhan dan berseru kepada-Nya agar dilepaskan dari masalah dan kesusahan, “Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur” (Mzm. 57:7, 108:1).
Istilah bahasa Ibrani untuk “siap” adalah kûn, yang artinya “mapan, stabil, aman, abadi, teguh, tabah, pasti”. Istilah Yunani untuk teguh adalah bebaioo, dari kata bebaios yang berarti kokoh, teguh dan hedraios yang berarti menetap, teguh, kokoh). Oleh karena itu hati yang teguh adalah hati yang kokok dan setia kepada Tuhan dan Firman-Nya tanpa kompromi, tidak goyah, tidak bergeming oleh doktrin sesat, kesulitan, pencobaan, godaan, penganiayaan, atau bahaya. Melihat kepada hidup Ayub, kita melihat bahwa hatinya telah berdiri teguh dan tetap percaya kepada Tuhan hingga kematian walaupun dia kehilangan semua anak-anaknya, kekayaan, dan kesehatannya. Ayub berkata, “Sekalipun Allah akan mencabut nyawaku, aku akan tetap mempercayakan diriku kepada-Nya” (Ayb. 13:15). Bagaimana dengan Rasul Paulus? Setelah pertobatannya, Paulus melayani Tuhan dengan setia hingga mati, tanpa peduli akan semua kesulitan, perlawanan, dan penganiayaan. Paulus berkata, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman” (2Tim. 4:7). Dan Tuhan memakai Paulus untuk mendorong kita, “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” (1Kor. 15:58). Bagaimana dengan kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar